Ilmu marketing saat ini telah tumbuh semakin pesat. Sebut saja salah satunya seperti pemahaman mengenai konsep neuromarketing. Nah, bagi Anda yang belum tahu tentang apa itu neuromarketing, di sini kami akan coba menjelaskannya kepada Anda.
Perlu Anda ketahui, pemasaran merupakan tentang bagaimana kita memahami perilaku, motivasi, dan kebutuhan customer. Itu artinya, marketer yang paham tentang perilaku dan psikologis konsumen biasanya mampu mengoptimalkan pemasaran. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda simak artikel ini hingga selesai.
Penjelasan Tentang Neuromarketing
Neuromarketing atau pemasaran neuro berkaitan dengan ilmu saraf. Pemasaran neuro juga merupakan sebuah studi tentang bagaimana sistem saraf kita berkembang, apa yang dilakukannya dan bagaimana strukturnya.
Ahli saraf cenderung fokus terhadap otak yang dampaknya pada perilaku dan juga fungsi kognitif. Inilah yang dijadikan dasar kenapa neuromarketing bisa bermanfaat dalam strategi pemasaran.
Sederhananya, pemasaran neuro ini merancang sebuah materi pemasaran. Salah satu contohnya seperti membuat website untuk pemasaran, iklan, konten hingga kampanye email. Semua elemen tersebut juga masuk ke dalam sebuah pemasaran neuro.
Rancangan materi pemasaran neuro ini mampu membangkitkan reaksi neurologis tertentu. Tujuannya yaitu untuk memicu respons atau emosi yang berkaitan dengan penjualan atau pembelian.
Pemasaran neuro juga merupakan sebuah pemahaman rangsangan pemahaman pemasaran yang dapat memengaruhi keputusan pembeli dan aktivitas otak.
Neuromarketing sendiri pertama kali muncul di tahun 2001. Di awal kemunculannya, pemasaran neuro memicu kontroversi di beberapa kalangan. Meski begitu, saat ini neuromarketing sudah diterima dan terbukti mampu meningkatkan efektivitas pemasaran.
Cara Kerja Neuromarketing
Pemasaran neuro tidak hanya sebatas mengenalkan strategi pemasaran dasar saja. Dengan mempelajarinya, itu sama halnya Anda sudah berinvestasi dan melakukan penelitian tingkat tinggi terkait kebiasaan konsumen saat mencari barang hingga membelinya.
Menurut Temple University yang melakukan studi terhadap pemasaran neuro, terdapat beberapa metode untuk menjalankan pemasaran tersebut. Adapun metode tersebut yaitu:
- Pelacakan mata
- Survei tradisional
- Pernapasan
- Aktivitas otak
- Detak jantung
- Gelombang otak
Semua metode yang digunakan untuk konsep neuromarketing di atas umumnya menggunakan EEG dan fMRI. Berikut kami bahasa keduanya.
Sistem Kerja Neuromarketing Menggunakan fMRI
Para peneliti melakukan pengujian aktivitas otak dengan menggunakan fMRI atau pencitraan resonansi magnetik fungsional. fMRI mampu memantau aktivitas otak dengan hanya menilai aliran darah ketika subjek merespons isyarat visual maupun audio.
Salah satu contoh penelitian dilakukan kepada seseorang yang ingin mengadopsi anak anjing. Pada saat berencana ingin mengadopsinya, mereka akan menunjukkan adanya pusat kesenangan di otak yang menyala pada indikator.
Di lain sisi, pemasaran neuro juga bisa dimanfaatkan untuk menimbulkan rasa takut. Contohnya seperti perusahaan anti virus yang menimbulkan rasa takut kepada pengguna komputer jika tidak segera memasangnya.
Ketakutan dan rasa senang adalah bagian dari cara kerja pemasaran neuro. Keduanya merupakan contoh-contoh neuromarketing sederhana.
Pencarian neurologis berbasis rasa takut maupun gembira bisa memancing customer untuk membeli suatu produk atau jasa.
Sistem Kerja Neuromarketing Menggunakan EEG
Dibandingkan MRI, EEG adalah metode yang jauh lebih mudah sekali digunakan. Metode ini menggunakan sebuah tutup elektroda yang dipasang pada kulit kepala seseorang untuk mengujinya.
Penelitian EEG maupun fMRI dilakukan oleh para ahli di bidangnya. EEG sendiri merupakan metode penelitian yang melacak emosi instingtual yang meliputi nafsu, kemarahan, dan kegembiraan.
Hasil metode EEG berdasarkan fluktuasi gelombang listrik. Meski efektif, namun perlu diketahui bahwa EEG ini tidak bisa memberikan informasi secara detail terkait bagian otak yang lebih dalam di mana kesenangan manusia itu berada.
Metode Neuromarketing Selain fMRI dan EEG
Saat ini, EEG dan fMRI bukanlah dua metode yang sering digunakan. Ada juga teknik lain yang saat ini juga tak kalah populer. Berikut teknik-teknik tersebut.
1. Pemetaan Tatapan Menggunakan Gadget
Saat ini sudah dikembangkan sebuah gadget khusus yang bisa digunakan untuk pemetaan cara kerja neuromarketing. Gadget yang digunakannya seperti layar, VR, heatmapping, dan kacamata khusus.
Dengan peralatan tersebut, para marketer dapat melihat di mana customer paling sering mencari. Saat ini, alat tersebut sudah cukup sering digunakan untuk konten pemasaran online.
2. Biometrik
Teknik selanjutnya ini yaitu menggunakan sensor untuk memantau adanya perubahan ekspresi wajah seseorang. Selain itu, biometrik juga bisa digunakan untuk memantau perubahan respons fisiologis dan detak jantung terhadap rangsangan.
3. Melalui Ekspresi Wajah
Cara ini bersifat penelitian di mana Anda harus memasang sebuah sensor ke wajah seseorang. Lalu kemudian Anda ukur gerakan kecil pada otot wajah subjek yang diteliti.
Sensor ekspresi wajah ini bisa mengetahui ekspresi seseorang dengan mudah, apakah dia sedang marah, gembira, maupun terkejut.
Contoh-Contoh Neuromarketing
Jika sejauh ini Anda masih kebingungan, berikut ini kami akan memberikan contoh-contoh neuromarketing yang memudahkan Anda untuk mengenali fungsi dan manfaatnya.
1. Pemasaran Neuro dari IKEA
Perusahaan furniture ternama, IKEA, juga sudah mengaplikasikan pemasaran neuro. Ilmu saraf yang digunakan IKEA yaitu untuk mengajukan sebuah pertanyaan yang mengganggu terkait bisnis IKEA dan pertanyaan radikal.
Contoh pertanyaannya seperti tentang tekstil, plastik, dan energi baru yang bisa mereka gunakan. IKEA menggunakan sebuah headset EEG yang memiliki tingkat resolusi tinggi dan kacamata khusus untuk melacak pelanggan.
Pemasaran neuro di IKEA ini dilakukan di cabang Polandia dan juga Belanda. Fungsinya yaitu untuk mengukur reaksi terhadap model bisnis baru yang akan mereka kenalkan.
2. Neuromarketing dari PayPal
Perusahaan besar yang berbasis layanan keuangan sekelas PayPal pun ternyata sudah menggunakannya. Pemasaran neuro yang dilakukan PayPal ini difungsikan untuk membantu menyempurnakan branding.
Neuromarketing dari PayPal diaplikasikan khusus pemasaran yang bersifat digital atau digital marketing. Dalam pengaplikasiannya, mereka menguji frase kata kunci yang berbeda untuk digunakan dalam pemasaran.
Hasilnya, PayPal berhasil meningkatkan identitas verbal dan visual berdasarkan neuromarketing, meningkatkan respon hingga 3 kali lipat, dan meningkatnya klik tayang.
3. Neuromarketing Hyundai
Berbeda dari pemasaran neuro sebelumnya, Hyundai adalah perusahaan yang berhasil mengaitkan anggota audiens target mereka ke UGC. Kemudian, Hyundai meminta mereka untuk melihat bagian berbeda dari salah satu mobil yang mereka miliki kemudian menangkap aktivitas otak mereka.
Setelah itu, Hyundai akan melakukan studi yang difokuskan pada bagian “primal” dari otak yang dapat memicu emosi bawah sadar. Hasil dari penelitian neuro ini membuat Hyundai mampu memperbaiki eksterior mobilnya menjadi lebih baik dan optimal.
Sederhananya, pemasaran neuro yang dilakukan Hyundai yaitu untuk melihat adanya bagian berbeda pada mobil yang mereka keluarkan. Dengan begitu, ketika ada perbedaan yang membuat customer merasa tidak nyaman, maka Hyundai bisa memperbaikinya.
Kesimpulan
Pada intinya, pemasaran neuro digunakan untuk memberikan rasa puas dan nyaman pada customer. Di lain sisi, juga bisa digunakan untuk meningkatkan potensi keuntungan dan penjualan melalui metode penelitian saraf.
Itulah informasi seputar apa itu neuromarketing yang saat ini sudah banyak diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia. Apakah Anda tertarik untuk mengaplikasikannya juga?